Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi
sangat penting bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk
manusia. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Air
merupakan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable) oleh
alam, sehingga air diangap sebagai sumerdaya alam yang tidak akan habis. Asumsi
tersebut membuat orang kurang bijaksana dalam mempergunakan salah satu anugerah
Allah SWT tersebut, tidak hati-hati, boros dan tidak efisien.
Permasalahan
terhadap Sumber – sumber air merupakan permasalahan yang hampir merata di
seluruh belahan bumi ini. mulai dari kurangnya air , hilangnya mata air dan
juga konflik terhadap air.
Selama 1 tahun terakhir di tahun
2010 – 2011, ecoton – Lembaga Kajian ekologi dan konservasi lahan Basah telah melakukan kajian terhadap sumber
daya air yang ada di Jawa Timur, tetapi kegiatan lebih banyak di fokuskan di
Wilayah Wonosalam Kabupaten Jombang. Wonosalam merupakan kawasan penyangga
hutan lindung Taman Hutan Rakyat R Suryo, sehingga kelestarian vegetasi dan
upaya konservasi lingkungan di Kecamatan Wonosalam menjadi garda terdepan
penyelamatan Hutan Lindung dan perlindungan mata air. Lokasi Wonosalam yang
memiliki tutupan vegetasi atau hutan yang luas membawa berkah tersendiri karena
hutan yang berfungsi sebagai tangkapan air dan kawasan resapan air akan
memunculkan sumber-sumber mata air. Keberadaan sumber-sumber mata air di
Wonosalam tidak hanya penting bagi warga Wonosalam namun juga menjadi salah
satu sumber penting bagi Kali Brantas, dua sungai besar di Kecamatan Wonosalam
yang bermuara di Kali Brantas adalah Kali Jurang jero terletak di Desa
Panglungan (12 Km) dan Kali Gunting di Desa Wonosalam-Mojoagung (12 Km),
sungai-sungai besar ini mengalirkan air yang berasal dari 40 sumber mata air di
Kecamatan Wonosalam.
Permasalahan
terhadap air di wonosalam lebih banyak di sebabkan karena masyarakat masih
belum banyak yang melakukan kegiatan terhadap pelestarian Mata air, padahal
Wonosalam merupakan kawasan yang menjadi suplai air bagi DAS Brantas yang
paling dekat dengan Hilir Brantas. Banyaknya penebangan pohon di hutan lindung
menyebabkan mata air di wonosalam menjadi berkurang,di tahun 2000 wonosalam
mempunyai jumlah mata air sebanyak 120 titik yang tersebar di 9 desa di
kecamatan Wonosalam, tetapi berdasarkan penelitian ecoton pada tahun 2010 hanya
di temukan sebanyak 40 titik mata air yang di manfaatkan.
Selain penebangan Kayu, di
wonosalam merupakan daerah yang terkenal dengan pencurian Rebung ( bambu
muda ) di kawasan perhutani dan Tahura untuk di konsumsi masyarakat sendiri dan
sebagian besar dikirim ke kota semarang untuk bahan kue lumpia. banyaknya
masyarakat yang menebang rebung disebabkan karena masyarakat tidak mempunyai
alternatife pekerjaan lain selain pergi ke hutan dan mengambil rebung, rebung
sendiri merupakan bibit bamboo yang sebenarnya berfungsi untuk menghasilkan air
di kawasan hutan. Daerah hutan wonosalam
sendiri merupakan daerah hutan yang
banyak di penuhi tanaman bambu dan tanaman endemik / asli hutan yang banyak memproduksi air.
Kekayaan alam
wonosalam telah banyak memberikan kehidupan bagi masyarakat yang tinggal
disekitar hutan, tetapi pengelolaan hutan yang lestari masih belum dilakukan
oleh masyarakat yang memanfaatkan hutan di daerah wonosalam. Permasalahan lain
yang ada di daerah wonosalam adalah perburuan burung endemik hutan. Berdasarkan
survey yang dilakukan ecoton, di hutan Wonosalam masih terdapat 320 jenis
burung , dan satwa lainnya seperti harimau , Rusa , kancil , landak ,babi hutan
, ular , Kera, dan tupai.
Faktor yang
sangat mempengaruhi masyarakat di wonosalam sebenarnya di karenakan karena
minimnya tingkat pendidikan bagi masyarakat itu sendiri. Usia anak muda yang
masih produktif untuk belajar, banyak yang digunakan untuk bekerja dan menikah
di usia muda, rata – rata usia anak muda di wonosalam yang menikah adalah usia 14 – 20 tahun atau
biasanya begitu lulus Madrasah Tsanawiyah ( stingkat SMP ) dan Madrasah Aliyah
( Setingkat SMA) menikah. Mereka mempunyai prinsip kalau sudah bisa mencari
rumput dan mempunyai 2 sapi itu sudah siap untuk menikah. Pernikahan di usia
muda bagi mereka terkadang membuat keluarga mereka sering terjadi konflik dan
perceraian.
Pentingnya
pendidikan bagi masyarakat pinggir hutan selain pendidikan akademik dapat
memberikan alternative bagi mereka untuk meningkatan kapasitas bagi mereka
dalam mengelola lingkungan dan hutan yang ada di wonosalam. karena di wonosalam
pendidikan masih belum menjadi prioritas utama bagi masyarakat, mereka lebih
tertarik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di banding dengan pemenuhan
kebutuhan pendidikan bagi keluarga mereka. Sedangkan pendidikan itu sendiri
bagi anak – anak merupakan hal yang sangat menyenangkan tetapi bukan sebagai tanggung jawab bagi pelajar
melainkan dengan menghindari pekerjaan rumah maupun kemarahan orang tua mereka.
Sekolah masih di jadikan tempat pelarian maupun kesibukan dari rutinitas yang
dilakukan di rumah mereka, sehingga movivasi anak untuk belajar masih sangat
minim. Dalam hal pendidikan, orang tua masih sepenuhnya menyerahkan urusan
pendidikan anak – anak mereka ke sekolah dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
pihak sekolah. Sehingga kontrol orang tua terhadap anaknya juga di perlukan
untuk perkembangan anak tersebut.
Pada tahun
ajaran baru 2011, Ecoton bersama padepokan wonosalam lestari, sebuah lembaga
yang di bangun ecoton untuk untuk penyelamatan mata air di hulu brantas wilayah
wonosalam pada bulan agustus 2010 telah melaunching sebuah Sekolah pelestari
Mata Air di Wonosalam, sekolah ini diharapkan mampu memberikan alternatif
belajar terhadap pelestarian hutan dan Mata air yang ada di wonosalam. Kurikulum
yang diajarkan berisi tentang materi pelestarian mata air dan kewirausahaan.
Saat ini sekolah pelestarian mata air baru di ujicobakan di salah satu sekolah
Madrasah Aliyah yayasan Faser yang berada di desa Panglungan kecamatan
Wonosalam, di pilihnya sekolah ini dikarenakan melihat daerah ini merupakan
daerah yang masih sangat rawan terhadap pencurian kayu, rebung dan juga
perburuan satwa serta minimnya pendidikan tingkat tinggi yang berkualitas dan
siap bekerja serta siap berada di lingkungan
masyarakat.Daerah ini juga mempunyai potensi wisata yang cukup besar,
seperti,Goa , Sungai , 9 Mata Air dan kekayaan hutan yang masih sangat bagus.
Dari jumlah lulusan di Desa Panglungan menunjukkan bahwa tingkat pendidikian
masyarakat masih rata – rata MA ke bawah. Selain kegiatan di bidang pendidikan,
ecoton dan PWL juga membangun bersama masyarakat Dusun mendiro Desa panglungan
sebuah Kelompok Pelindung Hutan dan Pelestari Mata Air atau disingkat KEPUH.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh kelompok lebih banyak ke upaya penyelamatan
hutan dan mata air, seminggu sekali di hari jumat mereka melakukan pelestarian
mata air di wilayah dusun Mendiro dengan merawat tanaman pohon di sekitar mata
air dan mengganti bila di temukan pohon rusak. Untuk menjaga supaya jenis
tanaman yang mereka tanam endemik, mereka malakukan pembibitan tanaman dengan
jenis yang ada di hutan wonosalam seperti, Bendo , Kemiri dan lainnya.
Kelompok
maupun sekolah yang menjadi mitra PWL diantaranya :
SMAN 1 Driyorejo gresik , SMAN 1
Manyar gresik , SMPN 2 Kebomas gresik , SDN Kebomas Gresik, SMPK Santa Maria
Surabaya , STIKIP Jombang , Telapak , Jurusan Teknik Lingkungan UPN ‘ Veteran “
Jatim , Alamanda Provider outbond Bandung, TK permata bunda Desa pepelegi Waru
Sidoarjo ,ITATS Surabaya , SMAN 1 Mojoagung , Ashoka Indonesia , SMAN 1
Wringinanom Gresik , BLH Kabupaten Jombang , Kecamatan Wonosalam , Kepala desa
Wonosalam , Galengdowo dan Panglungan, Universitas Ciputra.
Di wonosalam
sampai saat ini sudah ada beberapa kelompok masyarakat dan juga sekolah yang
aktif melakukan kegiatan pelestarian mata air di Wonosalam, seperti :
1.
KEPUH : kelompok
Pelindung Hutan dan Pelestari Mata Air.
2.
Kelompok Pelestari
Hutan mBeji Dusun Sranten Desa Panglungan.
3.
Kelompok Ekowisata
Desa GalengDowo.
4.
Sekolah Pelestari
mata Air MA faser
5.
Polisi Air SMPN 1
Wonosalam.
Sedangkan
untuk kegiatan di kecamatan Wonosalam yang berada di Wilayah Kota kecamatan di
prioritaskan di SMPN 1 Wonosalam. Ketika pertama kali di cetuskan komitmen kemitraan
Pelestarian Mata air di wilayah wonosalam, ecoton dan masyarakat sekolah
mempunyai komitmen yang cukup besar dalam masalah pelestarian mata Air untuk
menjadi tanggung bersama antara masyarakat dan pemerintah serta sekolah yang ada
wilayah wonosalam. Oleh karena itu sekolah sangat mendukung kegiatan yang
dilakukan oleh Water Police ( Polisi Air ). Kelompok yang dibentuk oleh SMPN 1
Wonosalam merupakan kelompok anak sekolah di wilayah Hulu Brantas Wonosalam
yang selama 1 tahun bersama – sama dengan PWL membangun gerakan pelestarian
sungai yang ada di wilayah wonosalam. Kegiatan polisi air pada tahun 2011 juga
pernah melakukan Audiensi dengan Gubernur Jawa Timur dan menerima penghargaan
dari KJPL ( Komunitas jurnalis Peduli
Lingkungan ) dalam acara pagebluk award di kategori sekolah penyelamat mata
air. Keprihatinan polisi air terhadap sungai di wonosalam telah memberikan
mereka inspirasi untuk membuat tanda mengenai kesehatan sungai dengan memasang
bendera warna warni pada sungai yang ada di wilayah wonosalam. Bendera hijau
untuk sungai yang masih sehat, sedangkan kuning untuk sungai yang sudah
tercemar ringan seperti tercemar sabun dan kotoran ternak, dan untuk bendera
merah menunjukkan kalau sungai sudah tercemar berat, akan tetapi di wonosalam
masih belum pernah memberikan bendera merah dikarenakan vegetasi sungai masih
cukup bagus. selain itu juga polisi air
rutin membersihkan sampah plastik, popok bayi yang masih banyak di buang di
sungai dan mamasang papan himbauan untuk tidak membuang sampah di sungai karena
sungai di gunakan sebagai sarana belajar siswa. Untuk menjadikan kegitan
tersebut lebih berkembang dan mendapatkan perhatian yang serius dari sekolah
saat ini kelompok Polisi Air sedang dalam proses untuk masuk dalam kegiatan
Ektrakurikuler Sekolah selain Pramuka dan lainnya. Diharapkan dengan masuknya
polisi air ke dalam kegiatan
ektrakurikuler bisa menjadikan ketertarikan bagi siswa yang tergabung kelompok
ini dalam melestarikan sungai di wonosalam dan dapat memberikan dampak yang
cukup luas di wonosalam.
Kegiatan
penelitian juga dilakukan di wonosalam, serta mendokumentasi kan dalam bentuk
Visual dan juga foto kegiatan selama penelitian yang dilakukan.
Penelitian yang sudah dilakukan
di wonosalam :
1.
Penelitian terhadap
jenis makroinvertebrata di sungai, Golo golo , sungai jarak , sungai junggo dan
sungai sumber / gogor.
2.
Jenis tanaman pohon
produsen air di wonosalam
3.
Jenis - jenis burung
yang ada di wonosalam
4.
Jenis Tanaman hutan
wonosalam selain kayu, seperti jamur , pakis dan umbi – umbian.
5.
Analisis sosial masyarakat dan kearifan lokal
wonosalam.
ditunggu perkembangannya, :) kalau mau ikut daftarnya kemana ya?
BalasHapus