Di tengah anak
- anak muda lainnya sibuk merayakan hari valentine dengan pasangan
mereka, berbeda dengan 75 pelajar dari Madrasa Aliyah FASER Panglungan Wonosalam
Jombang dan MTsN Panglungan . Senin, 14 februari 2011, 75 pelajar membawa 100 pohon kemiri untuk di tanam disekitar mata
air sumber mbeji yang menjadi sumber air bagi masyarakat desa
panglungan.imam Machfud siswa kelas X MA
FASER selaku kordinator kegiatan
mengatakan bahwa pohon kemiri yang
mereka tanam merupakan jenis tanaman yang banyak menghasilkan air, sehingga
sangat sesuai kalau di tanam di sekitar
mata air. Selain sebagai penyuplai air , kemiri juga bermanfaat untuk
peningkatan ekonomi masyarakat, batangnya tidak laku untuk dijual serta daunnya
tidak bisa di makan oleh kambing, sehingga kalau kita menanam pohon kemiri
manfaatnya sangat banyak dan tidak rawan untuk di tebang karena hanya buahnya
yang akan di manfaatkan oleh masyarakat setempat. Selama 1 tahun terakhir
berdasarkan penelitian padepokan Wonosalam Lestari menunjukkan bahwa jumlah
mata air yang ada di kecamatan wonosalam hanya tinggal 44 mata air yang
tersebar ke 9 Desa yang ada di kecamatan Wonosalam. Dalam kegiatan penanaman juga
di hadiri Eddy Sumiarsono KaBid Konservasi Badan Lingkungan Hidup Jombang. Eddy mengatakan bahwa menjaga hutan sangat
penting untuk ketersediaan air bagi masyarakat sekitar, beliau juga mengatakan
bahwa sebagai anak – anak muda harus senang melakukan penghijauan karena akan
sangat bermanfaat bagi masa depan kita nantinya. Sementara itu Ir. Muklas basah
selaku guru pembimbing Madrasah Aliyah FASER mengatakan bahwa sekolah saat ini
tengah mengadopsi hutan desa seluas 2,5 Hektar yang berada di tengah – tengah
desa untuk di jadikan laboratorium alam bagi sekolah. Di sini anak – anak bisa
belajar mengenai tumbuhan dan pohon – pohon yang berada di sekitar mata air
sambil menyelamatkan hutan supaya tidak di rusak oleh masyarakat sini, tambah
muklas. Hutan mbeji merupakan sumber air yang menjadi pasokan bagi 100 KK dusun
sranten di Desa Panglungan Wonosalam, selama ini masyarakat juga masih
menggunakan kearifan lokal untuk menyelamatkan Hutan mbeji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar