Minimnya kesadaran masyarakat di wilayah hulu
wonosalam terhadap sungai menjadikan pelajar SMPN 1 wonosalam yang tergabung
dalam kelompok Polisi air . Minggu, 27 Maret 2011 membersihkan sampah yang ada
di sungai wilayah wonosalam yang sampai saat ini masih dijadikan tempat
pembuangan sampah dan tempat MCK bagi masyarakat yang tinggal di pinggir
sungai. Selain melakukan mulung sampah, 40 polisi air SMPN 1 Wonosalam juga melakukan penanaman
pohon di sekitar mata air. Kegiatan penanaman ini juga di ikuti oleh 50 pelajar
yang berasal dari MTs N panglungan , Madrasah aliyah Faser Panglungan, SMKN
Wonosalam serta jajaran Muspika Wonosalam dalam rangka peringatan hari air
Sedunia. Kepedulian pelajar SMPN 1 wonosalam dalam menjaga Mata air di
wonosalam mendapat apresiasi yang besar dari Drs. Eddy Sumaryono , Kabid
Konservasi & SDA BLH kabupaten Jombang dalam pidato sambutannya, Eddy juga
mengatakan kalau mata air di wonosalam sangat penting bukan hanya bagi
masyarakat yang ada di wonosalam, tetapi bagi amsyarakat yang ada di hilir
brantas, karena wonosalam merupakan kawasan Hulu brantas dan sangat penting di
Jawa Timur. Acara yang di hadiri oleh Camat wonosalam , kepala desa Wonosalam
dan Muspika ini merupakan bentuk kemitraan penyelamatan mata air yang dilakukan
oleh sekolah sebagai bentuk partisipasinya dalam upaya penyelamatan lingkungan
dan pengabdian bagi masyarakat sekitar sekolah. Camat wonosalam , Bpk senen
mengatakan bahwa kegiatan penanaman dan bersih sungai ini sangat mendukung
kegiatan pemerintah dalam kegiatan penyelamatan lingkungan, dalam pidatonya
camat wonosalam juga mengatakan bahwa wonosalam yang terkenal dengan
perkebunannya sangat bergantung pada kelesatarian sungai yangada di wilayah
ini.
Polisi air sendiri merupakan kelompok penyelamat
air yang di bentuk oleh SMPN 1 Wonosalam yang terdiri dari pelajar – pelajar
yang mempunyai kegiatan rutin pemantauan sungai dengan menggunakan Biota (
Biomonitoring sungai ) untuk melihat kesehatan sungai di temukan jenis baetidae ( lalat sehari perenang ), palaemonidae ( udang ), kepiting sungai, coenagrionidae (
capung ), geriidae ( anggang – anggang ) yang mengindikasikan bahwa sungai di
wilayah wonosalam sudah tercemar dari limbah rumah tangga dan sampah. Dalam kegiatan peringatan hari air ini juga
di jadikan kesempatan Polisi air untuk melaporkan hasil temuan mereka ke BLH
kabupaten dan Muspika wonosalam, dalam laporannya. Berry Sucipto pelajar SMP
yang menjadi komandan Polisi air mengatakan bahwa saat ini mereka sudah menaruh
bendera warna kuning di sungai - sungai
wonosalam karena sungainya sudah tercemar ringan, berry juga menghimbau bagi
masyarakat dan temen – temen mereka yang melihat bendera di pinggir sungai
untuk tidak diambil. Sedangkan kalau menemukan bendera warna hijau,berarti
kondisi sungainya sangat bersih, sedangkan kalau mereka ketemu dengan warna
merah artinya sungai tercemar berat. Dengan memasang bendera warna – warni di
sungai – sungai di harapkan masyarakat dapat lebih mudah mengetahui tentang
kondisi sungai yang ada di wilayah mereka, tambah Berry.
Menurut Riska darmayanti, Manager Riset padepokan
wonosalam Lestari mengatakan bahwa Penanaman pohon yang di lakukan Polisi air
sangat penting bagi ketersedian air yang ada di kawasan Hulu yang saat ini
semakin berkurang karena banyaknya penebangan pohon di kawasan tangkapan air.
keterlibatan pelajar dalam penyelamatan mata air di wonosalam akan sangat
membantu upaya pemulihan mata air dan sebagai tabungan oksigen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar